GENMUSLIM.id – Kabar terbaru datang dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Dilansir Genmuslim.id dari NU Online pada 13 Juni 2024, PPIH Arab Saudi akan berangkatkan jamaah haji setelah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah malam untuk mabit di Muzdalifah.
Total jamaah haji Indonesia mencapai 1.169 tenda wukuf di Arafah terbagi dalam 73 maktab atau markas.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memberlakukan mabit di Muzdalifah menjadi dua skema, yaitu murur dan normal.
Baca Juga: Jelang Puncak Ibadah Haji 2024, Ratusan Ribu Jamaah Harus Dikeluarkan Dari Mekkah Karena Hal Ini
Skema murur adalah mabit melalui cara melintas di Muzdalifah setelah jamaah wukuf di Arafah. Posisi jamaah tetap berada di atas bus tanpa turun dari kendaraan saat melewati kawasan Muzdalifah. Jamaah langsung bergerak menuju tenda di Mina.
PPIH Arab Saudi telah menyiapkan 4 bus kota per maktab untuk membawa sedikitnya 55.000 jamaah dalam murur melalui Muzdalifah.
Tahun 2024, PPIH Arab Saudi mengambil kebijakan murur untuk mengurangi kepadatan ekstrem jamaah haji di Muzdalifah.
“Skema murur di Muzdalifah hanya melintas. Merek aitu lansia, risti (risiko tinggi) dan pendamping di kloter yang umumnya dapat rukhsah dan uzur secara syar’I,” ungkap Direktur Layanan Haji Kemenag, Subhan Cholid.
Skema normal adalah sistem taraddudi bus (shuttle) yang mengantar jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah. Untuk skema normal, petugas haji menyiapkan 10 bus per maktab dengan beberapa perjalanan hingga semua jamaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah.
“Sebanyak 6 bus setiap maktab disiapkan awalnya, tapi kemudian ditambah menjadi 10 bus untuk membawa jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah secara taraddudi,” ucap Subhan.
“Setelah melakukan beberapa kali pertemuan dengan Masyariq dan Naqabah (institusi transportasi Saudi) juga dihadiri pihak Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi disepakati pergerakan jamaah dari Arafah ke Muzdalifah dilakukan dengan skema normal dan murur,” ucap Subhan.
Petugas bertugas untuk mengatur pergerakan jamaah menuju pintu pemberangkatan yang sudah ditentukan di setiap maktab.
“Setiap maktab memiliki dua halte keberangkatan. Satu pintu untuk pemberangkatan jamaah dari Arafah dalam skema normal. Untuk memudahkan skema murur dan normal. Dua pintu ini akan diberi tanda oleh Masyariq,” tutup Subhan. ***