GENMUSLIM.id - Sosial media dibanjiri postingan ‘All Eyes On Papua’ yang telah diunggah lebih dari 3 juta orang.
Postingan ini menyusul viralnya tagline ‘All Eyes On Rafah’ beberapa waktu lalu, isu mengenai rencana penggusuran hutan adat seluas 36 hektar menjadi ramai diperbincangkan di instagram.
Dikutip GENMUSLIM di akun instagram @pandemictalk, Selasa, 4 Juni 2024, aksi penolakan ini mulai viral sejak perwakilan suku Awyu dan suku Moi menggelar doa dan ritual ada di depan gedung Mahkamah Agung.
Perwakilan suku Awyu dan suku Moi melakukan aksi tersebut pada 27 Mei 2024 di depan gedung MA.
Aksi tersebut dimaksudkan agar MA memberikan putusan hukum agar izin perusahaan sawit yang mengancam hutan adat dibatalkan.
“Kami datang menempuh jarak yang jauh dan mahal dari tanah Papua ke Jakarta, untuk meminta MA memulihkan hak kami yang dirampas”, ungkap perwakilan suku Awyu.
Hutan adat seluas 36 hektar tersebut setara dengan 50 persen luas Jakarta dan akan dibabat habis untuk dijadikan perkebunan sawit.
Apabila terealisasi, perkebunan sawit ini akan menjadi perkebunan terbesar di Indonesia, serta akan menghasilkan emisi 25 ton karbon.
Emisi karbon tersebut justru akan menambah masalah lingkungan karena alih fungsi hutan yang sebelumnya bisa menyerap polusi malah menghasilkan emisi.
Keadaan ini tak hanya berdampak bagi masyarakat papua, namun juga pada dunia.
Bahkan kondisi ini akan menjadi ancaman terhadap kondisi iklim secara global.
Selain itu, hilangnya hutan akan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat yang sejak lama bergantung pada hasil hutan.
Masyarakat adat saat ini sedang memperjuangkan hak yang terampas, mereka bahkan mengaku bahwa mereka bisa hidup bertahun-tahun tanpa uang dan bisa tetap hidup tanpa rasa khawatir.