GENMUSLIM.id - Pada tahun 2017, Saad Mehmood, seorang seniman Pakistan berusia 22 tahun, menemukan sesuatu yang menarik di sebuah masjid di Lahore, Pakistan timur, saat melakukan salat Jumat.
Di sebuah ruang penyimpanan, seniman Pakistan ini menemukan tumpukan kertas yang disimpan dengan hati-hati di rak.
Kertas-kertas itu ternyata adalah potongan-potongan salinan Al-Qur'an yang sudah usang, menunggu untuk dibuang secara ritual.
Di Pakistan, halaman-halaman kitab suci yang sudah usang sering disebut sebagai "salinan syahid" atau "syahid".
Namun, daripada membiarkannya terbuang, Mehmood, saat itu seorang mahasiswa seni rupa, memutuskan untuk memulihkan halaman-halaman tersebut sebagai bagian dari tesisnya.
Mehmood mulai memulihkan lembaran-lembaran Al-Qur'an yang "martir" dengan menggunakan kertas emas dan tinta terbaik, menghidupkan kembali keindahan dan keagungan halaman-halaman yang sudah lusuh.
Upaya ini disebutnya sebagai "tindakan pengabdian artistik," yang kini menjadi fokus utama karyanya.
"Saya kumpulkan halaman-halaman Al-Qur'an yang syahid, lalu ada proses menyeluruh untuk restorasi, bagian-bagian yang rusak saya isi agar halaman-halamannya bisa dibaca kembali," ujar Mehmood.
Proses restorasi tidaklah mudah, terutama karena banyak halaman Al-Qur'an yang tidak memiliki referensi.
Mehmood memutuskan untuk membuat kolase dari halaman-halaman tersebut agar tetap dapat diakses dan dihargai.
Selain memulihkan halaman-halaman Al-Qur'an, Mehmood juga ingin mengeksplorasi bentuk seni Islam yang baru.
Dalam pameran yang sedang berlangsung di Lahore, Mehmood memamerkan kolase fragmen Al-Qur'an yang dipulihkan, lingkaran konsentris di sekitar kaligrafi Islam, tambahan dekoratif seperti daun emas, dan lukisan dengan diakritik Arab di atas kertas putih.