Genmuslim.id- Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, tegas menolak pengakuan Palestina sebagai negara.
Ia melakukan penolakan terhadap campur tangan negara lain dalam kesepakatan permanen Israel-Hamas, Palestina.
Melalui media sosial X, Benjamin Netanyahu menyatakan penolakan terhadap pengakuan Palestina sebagai negara, dengan dalil hal tersebut memicu dampak besar, Jumat (16/2).
“Pengakuan tersebut setelah pembantaian 7 Oktober akan memberikan dampak besar terhadap terorisme yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mencegah penyelesaian perdamaian di masa depan,” tulisnya.
Selain itu, Benjamin Netanyahu juga menolak 'dikte' oleh siapapun, termasuk oleh Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Fakta Baru Terungkap! Israel Jadikan Penyiksaan terhadap Tahanan Palestina Sebagai Tontonan Publik
Dilansir Genmuslim dari Times of Israel, dalam situasi ketegangan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden, keduanya berkomunikasi melalui telepon selama 40 menit pada malam Kamis (15/2).
Mengenai Rafah, Biden menegaskan kembali pandangannya bahwa operasi militer tidak boleh dilanjutkan tanpa rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan untuk memastikan keselamatan dan dukungan bagi warga sipil di Rafah.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan komentarnya setelah melakukan panggilan telepon selama 40 menit tersebut.
Usai percakapan telepon tersebut, ia menyampaikan pernyataan yang menegaskan bahwa Israel tidak akan dipaksa menerima negara Palestina.
Posisi saya dapat diringkas dalam dua kalimat berikut,” ucap Benjamin Netanyahu, “Israel dengan tegas menolak perintah internasional mengenai penyelesaian permanen dengan Palestina. Pengaturan seperti itu hanya akan dicapai melalui negosiasi langsung antara para pihak, tanpa prasyarat," lanjutnya.
Meski begitu, tekanan internasional kepada Israel untuk menghentikan genosida terhadap Palestina terus berlanjut.
Afrika Selatan secara legal membawa Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ), yang menyatakan potensi genosida oleh Israel.