Setelah Strauss diyakinkan bahwa percakapan Oppenheimer dan Einstein adalah tentang dia, ajudan tersebut dengan puas memberi tahu Strauss bahwa Einstein dan Oppenheimer mungkin tidak tertarik dengan ketua AEC.
Ajudan itu ternyata benar, dan di akhir film, itu adalah pertama kalinya Strauss menyadari bahwa narsismenya telah menguasai dirinya.
- Interogasi Oppenheimer Dengan Boris Pash
Casey Affleck memiliki satu adegan yang luar biasa di Oppenheimer, saat dia berperan sebagai Boris Nash, seorang perwira intelijen Angkatan Darat Amerika Serikat.
Pash adalah satu-satunya karakter yang bisa mengintimidasi Oppenheimer.
Oppenheimer memilih kata-katanya dengan sangat hati-hati dan sepertinya tidak pernah terganggu oleh perwira Angkatan Darat AS di Los Alamos.
Namun Pash adalah satu-satunya pejabat militer AS yang dapat membuat Oppenheimer berkeringat dan berada di bawah tekanan, saat petugas tersebut mengintrogasinya tentang hubungannya dengan Partai Komunis.
Momen itu adalah momen paling intens yang ada pada film ini di luar ancaman perang nuklir, dan penampilan Affleck yang menakutkan serta mengancam menunjukkan kualitas akting luar biasa.
- Pertemuan Oppenheimer Dengan Presiden Harry S. Truman
Sama seperti peran Affleck, peran Gary Oldman sebagai Harry S. Truman adalah penampilan mic-drop satu adegan.
Momen di Oval Office memukau dan tak terlupakan saat Oldman yang berperan sebagai Presiden AS Truman yang irasional.
Sebelum diperlihatkan di kamera penonton tidak akan dapat mengenali nya saat dia menyebut Oppenheimer sebagai "cengeng", baru setelah Truman melihat dari dekat langsung ke kamera menjadi jelas bahwa karakter tersebut dimainkan oleh Oldman.
Baik Oldman dan Affleck adalah pemenang Academy Award oleh karena itu peran fenomenal satu adegan dalam Oppenheimer ini berpotensi memenangkan penghargaan.
- Oppenheimer Mencoba Meracuni Profesornya
Di awal film ketika Oppenheimer masih menjadi mahasiswa, ilmuwan tersebut mencoba membunuh profesornya dengan menyuntikkan sianida ke dalam apelnya.
Urutannya dengan cerdik menunjukkan keputusan berani yang dapat diambil Oppenheimer dengan cepat, tetapi juga menunjukkan konflik dalam dirinya karena pada akhirnya ia menghentikan profesor untuk memakan buahnya.