“Dia awal tanpa awal dan dia akhir tanpa akhir,” imbuh Prof Quraish Shihab.
Kedua kebesaran Allah ada pada keistimewaannya yang dapat memberi wujud kepada yang lain.
Jadi segala sesuatu yang ada dan terjadi bersumber dari Allah.
Dari kedua makna kebesaran tersebut, yang ingin diharapkan dari pemaknaan Allahu Akbar adalah Allah Lebih Besar dari apapun yang ada di benak kita umatnya.
Misalnya saat dizalimi atau perang, kita mengucapkan Allahu Akbar, karena yakin bahwa meskipun jumlahnya sedikit tetap akan memenangkan perang karena Allah lebih besar dari segalanya.
Kemudian Najwa Shihab melanjutkan dengan memberi pertanyaan mengapa Allahu Akbar diucapkan saat adzan dan dalam gerakan shalat.
Prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa ketika Adzan bisa jadi manusia sedang mengerjakan pekerjaan besar, tapi ingatlah bahwa Allah Lebih Besar.
“Boleh jadi (Adzan) terjadi ketika Anda melakukan sesuatu yang anda nilai besar, ingatlah Allah lebih besar. Ada waktu shalat, tinggalkan pekerjaan yang Anda anggap besar itu karena ada panggilan dari yang Lebih Besar,” begitu penjelasan Prof Quraish Shihab.
Sedangkan untuk dalam gerakan shalat Prof Quraish Shihab mengatakan, “Saat shalat itu keadaan kita berganti dari satu keadaan ke keadaan lain… . Betapapun berganti-gantinya keadaan Anda baik menyenangkan atau buruk tidak menyenangkan, yakinlah bahwa Allah Maha Besar”.
Terakhir Najwa Shihab dan Prof Quraish Shihab membincangkan tentang penerapan Allahu Akbar dalam perilaku dan tindakan sehari-hari.
“Karena Allah Maha Besar, jangan pernah merasa diri Anda besar,” pesan Prof Quraish Shihab.
Pengucapan Allahu Akbar dapat mengingatkan manusia bahwa kita sebagai makhluk tidak ada apa-apanya dibandingkan kebesaran Allah.***