Mengulas Cerita Tentang Sel-Sel Otak dalam Drakor Yumi Cells: Mulai dari Sel Rasional Hingga Sel Etika!

Photo Author
- Senin, 21 Agustus 2023 | 15:15 WIB
Cuplikan Drakor Yumi Cells ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram/@ggonekim))
Cuplikan Drakor Yumi Cells ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram/@ggonekim))

Meskipun level rasional rendah lebih identik dengan perempuan, tetapi beberapa kasus viral membuktikan bahwa laki-laki pun mampu kehilangan rasionalitasnya.

Selain gender, rasional juga terkait usia. Makin bertambahnya usia, tingkat rasional seseorang makin meningkat.

Hal ini bisa disebabkan karena tempaan berbagai cobaan dalam perjalanan hidup yang melahirkan beraneka pengalaman.

Para sesepuh menyebutnya asam garam kehidupan yang dapat meminimalkan pengulangan kesalahan.

Level rasional seseorang juga dipengaruhi tingkat pendidikan. Otak yang senantiasa dipakai untuk belajar serta menambah ilmu pengetahuan, sejatinya memicu kemampuan seseorang berpikir secara matang terlebih dahulu sebelum bertindak gegabah.

Adakalanya rasional diuji dengan peningkatan wawasan akibat pengalaman hidup orang lain. Kisah nyata seseorang yang menjadi sumber inspirasi selalu berpengaruh karena menjadi salah satu tolok ukur pengambilan keputusan.

Didikan orang tua, lingkungan keluarga dan pertemanan, ikut mempengaruhi sel rasional. Setiap hari kita mengalami masalah demi masalah.

Namun, sesuai janji Tuhan, masalah sepaket dengan solusinya. Jika kita meyakini hal tersebut maka sel rasional mampu bijak mempertimbangkan beberapa variabel.

Pola didikan dalam keluarga bisa saja berbeda dengan ajaran lingkungan pertemanan, bahkan bertolak belakang. Hal inilah yang akan mengasah atau malah menumpulkan sel rasional kita dalam menemukan beragam solusi.

Selain sebagai individu, kita juga adalah makhluk sosial. Tak jarang kita berhadapan dengan perbedaan kepentingan.

Sel rasional diharapkan dapat memilah dan memilih hasil terbaik. Tidak semua keputusan dihasilkan dari sel rasional mumpuni.

Namun, kebaikan bagi kita seharusnya juga tidak merugikan orang lain.

Di era media sosial yang mengaburkan berbagai batasan, sebaiknya kita tetap mampu mengendalikan sel rasional. Khalayak umum menilai kita dari tulisan yang diunggah.

Hal tersebut layaknya cermin dua arah. Terkadang menguntungkan, tak jarang merugikan.

Apa pun penilaian orang di media sosial, sel rasional harus bekerja secara terukur. Dunia nyata dan dunia maya merupakan proses kehidupan sehari-hari yang membutuhkan kinerja sel rasional kita.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: berbagai sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X