GENMUSLIM.id -Pernyataan lawas dari mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, kembali jadi sorotan publik di akhir 2025.
Ia mengungkit bantuan 1 miliar dolar Australia untuk korban tsunami Aceh—yang dulu diberikan tahun 2004—dan mengaitkannya dengan upaya menyelamatkan dua warga Australia yang terpidana mati di Indonesia.
Respons masyarakat Indonesia, khususnya Aceh, pun memanas karena pernyataan tersebut dianggap telah merendahkan martabat bangsa dan mencederai nilai kemanusiaan yang seharusnya bersih dari politisasi.
Dalam dokumen yang beredar, ucapan Tony Abbott itu dinilai menyakitkan karena “bantuan kemanusiaan yang dulu diberikan tulus, kini diungkit seakan menjadi alat tawar.”
Baca Juga: Intensitas Bencana Meningkat, DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian yang Khusus Tanggulangi Musibah
Bahkan, muncul gerakan “koin untuk Australia” dari mahasiswa Aceh sebagai bentuk protes. Pengamat menyebut tindakan Abbott telah melecehkan martabat bangsa Indonesia dan mengkritik keras politisasi bantuan kemanusiaan.
Iskandar Sitorus dari Indonesian Audit Watch (IAW) menegaskan bahwa Indonesia harus menjaga harga diri bangsa dalam menghadapi bencana.
Bantuan luar negeri harusnya tidak boleh menjadi alat politis, dan tata kelola bantuan harus transparan agar tidak dimanfaatkan pihak tertentu. Ia menekankan pentingnya bangsa yang kuat, mandiri, dan bermartabat.
"Ini penting agar ketika ujian bencana datang, bangsa Indonesia tidak hanya selamat secara fisik, tetapi juga terhormat secara moral dan politik, sehingga segala sesuatu terkait tata kelola bantuan harus transparan untuk diaudit, " ucap Iskandar Sitorus, Selasa, 9 Desember 2025.
Dalam perspektif islam, tindakan mengungkit-ungkit pemberian atau kebaikkannya, apalagi sampai menjadikannya alat tawar-menawar politik adalah sesuatu sangat tegas dilarang.
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 264:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah batalkan sedekahmu dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti (perasaan penerima).”
Dalam konteks ini, ucapan Tony Abbott seperti bentuk mannan (mengungkit kebaikan) yang dalam Islam dijatuhi hukum makruh berat dan bahkan haram bila menyakiti orang lain.