internasional

HOAX atau FAKTA: Israel Klaim Tewaskan Juru Bicara Hamas Abu Obeida dalam Serangan Udara di Gaza

Senin, 1 September 2025 | 12:21 WIB
Israel Katz, Menteri Pertahanan Israel yang mengklaim juru bicara Hamas telah dibunuh oleh tentara Israel (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @katz_israel)

GENMUSLIM.id - Israel mengumumkan pihaknya telah menewaskan juru bicara sayap militer Hamas, Abu Obeida dalam operasi militernya di Kota Gaza, Palestina, pada Sabtu, 30 Agustus 2025.

Sebelumnya diketahui, Abu Obeida yang bernama asli Hudahaifa Kahlout, dikenal luas sebagai “wajah tentara Hamas”. Ia kerap muncul di televisi dengan wajah tertutup keffiyeh, menyisakan hanya mata yang terlihat.

Terkini, klaim serangan terhadap Abu Obeida dari Israel ini menjadi bagian dari upaya Tel Aviv menekan basis terakhir kelompok Hamas di wilayah Gaza.

Baca Juga: Viral Pidato Seorang Rabi di Israel yang Serukan Penduduk Gaza termasuk Anak-anak untuk Dibiarkan Mati Kelaparan

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengklaim hal tersebut dalam pernyataan resminya pada Senin, 1 September 2025.

“Juru bicara teroris Hamas telah dieliminasi. Abu Obeida akan segera bertemu dengan banyak rekan kriminalnya,” ujar Katz sebagaimana dilansir dari Reuters pada hari yang sama.

Kendati demikian, Hamas hingga kini belum memberikan klarifikasi terkait nasib Abu Obeida. Kelompok itu hanya menyebut puluhan korban sipil jatuh akibat serangan udara di kawasan al-Rimal, Gaza.

Di sisi lain, Israel meyakini kematian Abu Obeida akan menyisakan hanya 3 pemimpin senior Hamas di Jalur Gaza.

Baca Juga: Ikuti Jejak Prancis-Inggris, Kanada Bakal Akui Kedaulatan Negara Palestina di Sidang PBB

Mereka adalah Izz al-Din al-Haddad selaku komandan Brigade Utara, Raed Saad yang menjabat kepala operasi Hamas, serta Hussein Fayyad sebagai pemimpin Hamas di Beit Hanoun.

Terpisah, Perdana Menteri, Israel Benjamin Netanyahu menyebut tujuan operasi di Gaza adalah menghancurkan kekuatan Hamas sekaligus menyelamatkan 48 sandera yang masih ditahan.

“Kami tidak akan berhenti sampai semua sandera dibebaskan,” kata Netanyahu sebagaimana dikutip dari Arab News, pada Senin, 1 September 2025.

Serangan besar-besaran ini menuai kecaman dari sejumlah negara besar yang menilai Israel berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan.

Baca Juga: Thailand dan Kamboja Sepakat Gencatan Senjata di Malaysia, Anwar Ibrahim: Inilah Kekuatan Diplomasi ASEAN

Halaman:

Tags

Terkini