internasional

Harga Minyak Dunia Melejit Usai Amerika Serikat dan Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran, Brent Sentuh Rp1,2 Juta per Barel

Selasa, 24 Juni 2025 | 11:33 WIB
Foto Ilustrasi - Harga minyak bumi melonjak gegara serangan AS ke fasiltas utama nuklir Iran (Foto: GENMUSLIM.id/dok: freepik)

GENMUSLIM.id - Harga minyak dunia menyentuh level tertinggi sejak Januari 2025 menyusul eskalasi konflik di Timur Tengah setelah Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.

Kekhawatiran pasar terhadap terganggunya pasokan energi global pun mendorong lonjakan harga.

Kini, minyak mentah Brent naik 2,49% menjadi USD78,93 per barel atau sekitar Rp1.278.666 per barel.

Sementara West Texas Intermediate (WTI) melonjak 2,56% ke level USD75,73 per barel atau sekitar Rp 1.243.800 per barel.

Baca Juga: Pesawat 'Misterius' China Dilaporkan Mondar-Mandir ke Iran Meski Berpotensi Jadi Target Gempuran Israel-AS

Pada awal sesi perdagangan, kedua kontrak bahkan sempat naik lebih dari 3% dengan menyentuh level masing-masing USD81,40 dan USD78,40, yang mana merupakan angka tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Kenaikan tajam ini terjadi menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengonfirmasi bahwa pasukan AS telah menghancurkan fasilitas nuklir utama Iran beberapa waktu lalu.

Langkah militer ini sekaligus menjadi babak baru dalam ketegangan geopolitik kawasan Timur Tengah.

Bahkan, pemerintah Iran juga menyatakan kesiapannya untuk serangan balasan atas kejadian tersebut.

Rangkaian serangan ini pun membuat harga minyak dunia menjadi melonjak.

Baca Juga: Klaim Ingin Wujudkan Perdamaian, Wapres AS JD Vance: Kami Perang Melawan Program Nuklir Iran, Bukan Negaranya

Pasalnya, Iran diklaim sebagai produsen minyak mentah terbesar ketiga di antara negara anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), atau Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak.

"Iran adalah produsen minyak mentah terbesar ketiga OPEC," keterangan Reuters sebagaimana dikutip pada Senin 23 Juni 2025.

Dengan situasi yang memanas, negara-negara pengimpor minyak kini mencermati perkembangan lebih jauh.

Halaman:

Tags

Terkini