internasional

Kacau! Status Pengungsi Palestina Ingin Dihapus oleh Israel dan Berupaya Membubarkan UNRWA

Sabtu, 28 September 2024 | 09:12 WIB
Kepala UNRWA Phillippe Lazzarini mendesak negara-negara lain untuk meningkatkan kontribusi mereka terhadap Palestina (Foto: GENMUSLIM.id/dok: AFP)

Ia menggambarkan Gaza sebagai sebuah tempat yang pastinya menakutkan bahkan bagi para pekerja kemanusiaan yang paling berpengalaman dan mencatat bahwa setidaknya satu juta anak di bawah usia 18 tahun hidup di reruntuhan, mengalami trauma yang mendalam.

Lazzarini mengatakan sedikitnya 600.000 anak usia sekolah dasar dan menengah telah kehilangan satu tahun pendidikan mereka, dan bahwa pendidikan adalah satu-satunya aset yang tidak pernah diambil dari Palestina.

Banyak yang telah diambil dari Palestina, tetapi bukan pendidikan.

"Kita hampir mencapai situasi di mana seluruh generasi mungkin akan dikorbankan jika mereka tidak dikembalikan ke dunia pembelajaran," ia memperingatkan.

Lazzarini mengatakan UNRWA masih berusaha memastikan bahwa mereka (anak-anak) kehilangan (pendidikan) sesedikit mungkin.

Ia menekankan bahwa tanpa lingkungan belajar, benih-benih yang akan tumbuh lebih condong kepada kebencian dan ekstremisme yang akan tertanam di masa depan.

Baca Juga: Penemuan Bangkai Kapal Ottoman Dekat Datcha Turki, Menguak Kilas Balik Sejarah Angkatan Laut Abad Ke-17

Menyebut serangan Israel sebagai serangan tanpa henti dan serangan itu datang dari setiap sudut.

Serangan itu tidak hanya operasional tetapi juga dilakukan di tingkat politik. Serangan itu dilakukan di tingkat legislatif.

Menekankan bahwa "kampanye fitnah" Israel di media sosial terhadap UNRWA tidak hanya ditujukan terhadap badan tersebut tetapi juga terhadap sistem PBB yang lebih luas, ia juga menekankan bahwa serangan Israel juga melawan komunitas internasional yang lebih luas.

Ia menggarisbawahi bahwa Israel tidak hanya berupaya mencabut status pengungsi Palestina, tetapi juga menyerang mereka untuk melemahkan aspirasi mereka untuk menentukan nasib sendiri.

Lazzarini mengingatkan bahwa upaya parlemen Israel atau Knesset untuk melabeli UNRWA sebagai organisasi teroris tidak hanya akan melemahkan instrumen sistem multilateral yang lebih luas.

Tetapi juga akan membuka kotak Pandora yang luar biasa, dengan risiko menjadi standar baru dalam situasi konflik atau pertikaian lain di seluruh dunia.

Kepala UNRWA mendesak negara-negara untuk meningkatkan kontribusi mereka kepada badan tersebut untuk menutupi kekurangan antara sekarang dan akhir tahun. ***

Halaman:

Tags

Terkini