internasional

Aktivis dan Pendukung Palestina di New York City Serukan Solidaritas di Tengah Ketegangan Politik

Jumat, 6 September 2024 | 15:34 WIB
Amado Sison ditembak di paha kanannya pada 9 Agustus saat berpartisipasi dalam Defend Palestina. (Foto: GENMUSLIM.id/Dok: Middle East Eye)

Isabelle, seorang mahasiswa kedokteran tahun kedua di New York City, menjadi salah satu dari yang hadir.

Dia telah berpartisipasi dalam protes ini sejak Oktober dan merasa terpanggil untuk kembali membela rekan-rekannya di Gaza yang berjuang di tengah situasi yang sangat sulit.

"Saya harus membela rekan-rekan saya di Palestina yang bekerja dalam kondisi yang sangat buruk tanpa rumah sakit yang berfungsi penuh," kata Isabelle.

Lebih lanjut, dia juga menyuarakan ketidakpuasannya terhadap jeda kemanusiaan yang hanya digunakan untuk peluncuran vaksin polio tanpa ada gencatan senjata total.

"Mengapa kita akan memvaksinasi orang-orang dan kemudian terus mengebom mereka? Itu tidak manusiawi, itu kejam, dan kita tidak boleh membiarkan hal itu terjadi," tambahnya.

Baca Juga: PBB Beri Pujian, Jeda Perang Untuk Vaksinasi Polio di Gaza Meski Bukan Bagian Dari Gencatan Senjata

Di tengah kerumunan aksi protes, seorang pria tertatih-tatih dengan mengenakan keffiyeh dan topi ember NYC, menarik perhatian dengan tanda yang diangkatnya.

"Saya ditembak oleh tentara Israel (IOF). Warga Palestina dibunuh setiap hari di Gaza dan Tepi Barat. Hentikan Genosida. Embargo Senjata Sekarang!"

Diketahui bahwa pria tersebut, bernama Sison, ditembak di paha kanannya pada 9 Agustus saat berpartisipasi dalam Defend Palestine:

Fazea yaitu sebuah kelompok aktivis internasional yang melindungi warga Palestina dari kekerasan tentara dan pemukim Israel.

Sison menegaskan bahwa penting untuk terus mengorganisir dan menunjukkan solidaritas dalam melawan imperialisme AS dan kebijakan apartheid Israel.

Baca Juga: Miris! Tahanan Palestina Alami Kekerasan Seksual Di Penjara, Jurnalis Israel Anggap Itu Hal Wajar

"Ini adalah kekerasan yang dihadapi warga Palestina setiap hari. Saya mengalaminya saat berdiri bersama mereka, tapi mereka menghadapinya setiap hari," ujar Sison.

Kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang telah didudukinya mengalami peningkatan dengan lebih dari 600 warga Palestina tewas sejak serangan bulan Oktober.

Salah satu daerah yang paling terdampak adalah desa Beita, yang menjadi target pemukiman kembali oleh pemukim Israel dalam tiga bulan terakhir.

Halaman:

Tags

Terkini