internasional

29 Tahun Berlalu Genosida Muslim di Bosnia, Dubes Armin Limo Ungkap Kondisi Pasca Kejahatan Perang Terjadi

Jumat, 30 Agustus 2024 | 09:42 WIB
Genosida Muslim di Bosnia (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Youtube The Sungkars)

“Tapi ingat bahwa mereka adalah warga sipil, bukan tentara, tidak bersenjata, remaja, anak laki-laki, lebih dari 8.000 orang dibunuh hanya karena satu alasan, yaitu mereka adalah muslim.” Sambungannya lagi.

Alasan tidak rasional karena para korban adalah seorang muslim, menjadi sorotan mata dunia. Sementara itu, dampak setelah kejadian mengerikan tersebut menimbulkan trauma tersendiri bagi para keluarga korban.

Salah satunya terkait dengan kondisi psikologis mereka setelah perang dan genosida Muslim di Bosnia terjadi.

“Ini merupakan pukulan psikologis yang sangat keras. Orang-orang hanya ingin bertahan hidup, orang-orang hanya hidup untuk bertahan sehari-hari saja. Tidak peduli kemarin, mereka memikirkan hari ini dan esok bertahan hidup khususnya di Sarajevo, seperti Adnan bilang bahwa Sarajeva dikepung 3,5 tahun. Itu lebih lama pengepungan Leningrad di masa Perang Dunia II." ungkapnya.

Baca Juga: ICJ Respon Surat Permohonan Tuduhan Genosida dari Afsel dan Tetapkan Israel Harus Ganti Rugi Kerusakan Perang

Ketika peristiwa tersebut terjadi, sejumlah negara mengirimkan berbagai bantuan. Mulai dari bentuk uang hingga senjata dikirimkan oleh beberapa negara.

Sayangnya, situasi semakin sulit saat bantuan yang dikirimkan kepada masyarakat terdampak terhalang adanya embargo militer.

Sementara itu, Adnan, pria asal Bosnia yang sudah lama berada di Indonesia turut berbagi pendapatnya mengenai genosida muslim di Bosnia.

Menurutnya, situasi saat itu layaknya seperti Perang Badar, di mana saat 300 muslim melawan 3.000 pasukan dengan senjata lengkap.

“Seperti perang Badar di mana 300 muslim kalahkan 3.000 pasukan lawan, saya melihat kemiripan kisha itu dengan apa yang terjadi di Bosnia.” Kata Adnan.

Kondisi terkini, Dubes Armin Limo mengungkapkan betapa masyarakat yang terdampak sekaligus keluarga korban memiliki trauma tersendiri.

Saat wilayah Srebrenica berada dibawah kekuasaan tentara Republik Serbia, tidak sedikit masyarakat pindah ke kota terdekat dari Bosnia.

Bahkan, ada yang memilih tinggal di luar negeri untuk memulai hidup baru di negara lain.

Baca Juga: GAWAT! Listrik di Rumah Sakit Gaza Terus Padam, Hal Ini Kian Membahayakan Nyawa Pasien yang Dirawat

“Banyak dari mereka yang diusir, tidak pernah kembali ke Srebrenica, hanya sedikit saja yang kembali. Kehidupan mereka tentu sulit, jujur bukan hanya mereka (muslim) saja yang hidup sulit tapi semua orang di Srebrenica hidup sulit.” Kata Dubes Armin Limo.

Halaman:

Tags

Terkini