internasional

Konflik Iran - Israel Terus Berkecamuk, Maskapai Barat Ubah Jadwal Terbang Akibat Pemalsuan GPS

Rabu, 28 Agustus 2024 | 20:35 WIB
Jadwal penerbangan yang dibatasi akibat konflik Iran-Israel yang tidak kunjung mereda. (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Flightradar24, Flightaware)

GENMUSLIM.id - Konflik yang terjadi antara Hizbullah Iran - Israel membawa dampak pada beberapa maskapai penerbangan.

Konflik Iran- Israel memang membawa pengaruh besar di seluruh dunia dari segala aspek.

Salah satu contoh awal bulan ini, British Airways mengumumkan akan menghentikan layanannya antara London dan Beijing mulai Oktober dan berlangsung setidaknya hingga November 2025.

Ini adalah yang terbaru dari serangkaian maskapai penerbangan Barat yang menangguhkan rute antara Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Asia.

Baca Juga: PBB Terus Berusaha Menyalurkan Bantuan Kemanusiaan Untuk Palestina, Di Tengah Perintah Evakuasi Israel

Virgin Atlantic akan memangkas satu-satunya rutenya ke dataran China pada musim gugur, yang disebabkan oleh pengalihan yang mahal akibat pembatasan wilayah udara Rusia.

Sejak perang di Ukraina dimulai, maskapai penerbangan Barat telah terbang ke selatan Rusia melalui sebagian besar Timur Tengah sebagai cara untuk menghindari wilayah udara Rusia.

Namun di tengah eskalasi terkini dengan Israel dan Iran, semakin sulit bagi maskapai penerbangan untuk menghindari zona konflik yang diperebutkan dan risiko bawaan yang menyertainya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Iran dan Israel dituduh menggunakan GPS spoofing praktik yang mengirimkan sinyal lokasi yang tidak akurat ke satelit dalam upaya untuk mencegah serangan terhadap target sipil di darat.

Baca Juga: Serangan yang Dilakukan Oleh Pemukim Israel Menewaskan Lima Warga Palestina Di Camp Pengungsi Tepi Barat

Namun, dengan melakukan hal itu, pemalsuan GPS juga berdampak pada orang-orang biasa yang mengandalkan sistem GPS setiap hari seperti aplikasi pengiriman makanan dan sistem navigasi pesawat.

Hal itu menempatkan pilot maskapai penerbangan dalam posisi yang berbahaya karena dalam beberapa kasus,

Hal itu berarti bahwa pesawat terbang tanpa arah, hanya mengandalkan landmark yang terlihat dan bukan sistem penentuan posisi global (GPS).

Pada bulan Maret, sebuah pesawat Turki yang menuju Beirut, Lebanon, harus berbalik arah setelah tidak dapat mendarat karena sinyal palsu.

Halaman:

Tags

Terkini