GENMUSLIM.id- Istilah Fear of Missing Out (FOMO) dan Post Concert Depression (PCD) dipopulerkan Gen Z dan Milenial akhir-akhir ini di media sosial lantaran banyaknya film terbaru atau konser musik.
Psikolog Ann-Louise T. Lockhart, PsyD, ABPP menerangkan FOMO juga diartikan sebagai perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru misalnya tren di media sosial, film terbaru atau konser musik.
FOMO biasanya dialami generasi muda seperti Gen Z dan Milenial yakni rasa takut ketinggalan yang mengacu pada perasaan atau persepsi, bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik.
"Biasanya penyebab FOMO adalah penggunaan media sosial," ujar Lockhart seperti yang dilansir Genmuslim dari Verywell Mind, pada Selasa 25 Juli 2023.
Lockhart menerangkan, perkembangan teknologi menjadikan seseorang dapat mudah memperoleh informasi di media sosial, seperti Twitter atau Instagram.
Aplikasi tersebut juga mempunyai fitur-fitur yang mendukung untuk update video/foto, seperti fitur instastory yang penuh dengan postingan rutinitas para pengguna.
"Dari sinilah, kita sebagai viewer, dapat memicu munculnya perasaan cemas lalu membandingkan kehidupan diri sendiri dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau bahagia," ujar Lockhart.
Perasaan FOMO ini dapat terjadi pada semua gender dan umur.
Seseorang yang mengalami FOMO memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah karena terus membandingkan hidupnya dengan orang lain.
Tak hanya Istilah FOMO, istilah Post-Concert Depression (PCD) juga cukup banyak dipakai Gen Z dan Milenial khususnya karena banyaknya konser musik di dalam negeri ataupun luar negeri.
PCD terjadi karena para fans sulit untuk melupakan euforia konser yang begitu megah hingga menyebabkan depresi.
Psikolog Heidi Moawad, M.D.
menerangkan, PCD atau Post Concert Depression merupakan kondisi dimana seseorang merasa hampa dan muncul perasaan duka setelah mendatangi konser idolanya.
"Perasaan hampa dan duka muncul akibat adanya pemikiran bahwa mereka tidak akan mungkin mengalami pengalaman menakjubkan yang sama sehingga depresi pasca konser tersebut terjadi dan mempengaruhi keseharian individu yang mengalaminya," ujar Moawad dilansir dari Choose Therapy.
Fase PCD terbagi menjadi beberapa tahapan, diantaranya adalah denial, depression, dan bargaining.
Diawali dengan perasaan denial atau menolak percaya, bahwa rangkaian konser telah berakhir dan perlu waktu untuk menikmatinya kembali.
Setelah individu sadar bahwa semuanya telah berakhir, individu akan mengalami depresi, seperti merasa sedih, kesepian, dan hampa karena kesehariannya tidak serupa dengan keadaan konser saat itu.
Pada kondisi ini, menurut
Moawad individu hanya bisa melihat kenangan, seperti rekaman video ataupun foto-foto ketika konser untuk mengenangnya.
Hal tersebut termasuk salah satu cara individu untuk melewati fase bargaining (tawar-menawar) untuk mengatasi rasa hampa dan kesedihan yang dialaminya, dengan melihat rekaman tersebut individu akan merasa lebih tenang.
Individu yang mengalami PCD akan merasa frustasi karena tidak dapat menghilangkan rasa kesedihan yang berlarut.
Perasaan sedih tersebut akan menimbulkan dampak negatif terhadap keseharian.
"Individu yang mengalami kesedihan secara terus menerus akan sulit kembali pada realita kehidupannya, yang kemudian akan mengganggu mereka untuk menjalani aktivitas atau kesehariannya," ujar Moawad.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.