Hafiz Indonesia 2024 Segera Tayang! Berikut Teori Belajar Orang Tua Peserta Sukses Menghafal Alquran di Audisi Sebelumnya

GENMUSLIM.id – Hafiz Indonesia merupakan talent show yang melompakan anak-anak usia 3 sampai 10 tahun yang telah memiliki hafalan Alquran.

Acara Hafiz Indonesia termasuk acara unggulan stasiun televisi RCTI pada bulan Ramadhan yang dimulai sejak awal Ramadhan.

Pada Tahun 2024 ini, Hafiz Indonesia kembali dipandu oleh presenter kondang Irfan Hakim dan beberapa juri yang ahli di bidangnya, seperti Nabilah Abdul Rahim atau yang akrab disapa Kak Nabila, Ustadz Amir Faishol Fath, Syekh Hussein Jaber, Dennis Lim, Ustadz Kasif Heer, dan Daiah Lulu Susanti.

Baca Juga: Bikin Nostalgia! Abdurrohman Peserta Hafiz Indonesia 2018 yang Viral Karena Pencet Hidung Syekh Ali Jaber, Begini Tingkah Lucunya!

Memiliki seorang anak yang ikut partisipasi dalam acara Hafiz Indonesia tentu menjadi kebanggaan semua orang tua.

Maka dari itu, GENMUSLIM.id melansir dari penelitian yang dilakukan oleh Windi Eliyanti dengan judul, “Pola Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua dan Anak Dalam Menghafal Alquran (Studi Kasus Pada Orang Tua Peserta Program Acara Hafiz Indonesia 2022 di RCTI)”, Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Tahun 2023, menguraikan bahwa kesuksesan para peserta dapat menghafal Alquran tidak lepas dari peran orang tua yang mendampinginya

Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa ada pola komunikasi yang efektif yang digunakan oleh orang tua dan anak dalam menghafal Alquran serta penerapan teori belajar behavioristik.

Teori belajar behavioristik dalam menghafal Alquran melalui penggunaan metode penguatan, motivasi, stimulus, dan latihan.

Baca Juga: Hafiz Indonesia 2024 Segera Tayang, Netizen Berbondong-Bondong Ramaikan Kolom Komentar Instagram @hafizrcti

Wujud teori behaviorisme memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah sebagai adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Maka, dapat dipahami bahwa dalam proses pembelajaran dengan teori ini, manusia dalam hal ini adalah anak, dituntun untuk lebih cenderung responsive terhadap stimulus-stimulus yang diberikan orang tua kemudian menghasilkan perilaku anak yang baik.

Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Orang tua harus sadar akan perannya untuk memberikan stimulus yang tepat pada anak;

2. Orang tua dituntut memahami respon atau tanggapan yang kiranya muncul dari anak;